Rabu, 25 September 2019

KERUSUHAN DI WAMENA TELAH MENYEBABKAN 23 TEWAS DAN 77 LUKA LUKA

KERUSUHAN DI WAMENA TELAH MENYEBABKAN 23 TEWAS DAN 77 LUKA LUKA

Korban tewas setelah unjuk rasa dengan kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa asli Papua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin, naik dari 17 menjadi 23, Brigjen Juru Bicara Kepolisian Nasional. Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan di Jakarta pada hari Selasa. Korban tewas dan mereka yang terluka dalam kerusuhan bisa, kemungkinan besar, meningkat karena personel keamanan melanjutkan upaya mereka untuk melacak warga yang mungkin masih terjebak di gedung-gedung yang dibakar oleh para perusuh pada hari Senin, kata Prasetyo.

Sejauh ini, jumlah korban tewas telah mencapai 23 dan ada 77 orang yang menderita luka-luka, katanya, seraya menambahkan bahwa yang terluka dilarikan ke rumah sakit umum Wamena untuk dirawat.

Dalang kerusuhan mematikan ini diduga anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Sementara itu, di antara orang mati dan yang terluka adalah orang Papua non-pribumi yang telah diserang oleh perusuh yang mengacungkan parang dan panah.


Pada hari Selasa, personel militer dan polisi mengevakuasi warga yang terjebak di rumah dan kios mereka yang dibakar oleh para perusuh.

Komandan Komando Militer Distrik 1702 / Jayawijaya Letnan Kolonel Candra Dianto menunjuk ke pertempuran senjata antara personel keamanan Indonesia dan sekelompok separatis bersenjata di sekitar area Pasar Baru pada Senin sore.

Pemberontak bersenjata mungkin menggunakan tiga senjata dan senapan. Saat ini, 1.300 personel militer dan polisi ditempatkan di Kabupaten Jayawijaya.

Sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan hukum dan ketertiban, personel keamanan akan melakukan patroli di malam hari, katanya, seraya menambahkan bahwa sekitar 100 tentara tambahan telah dikerahkan di Wamena.

Kekerasan itu mungkin dipicu oleh penyebaran tipuan melalui platform media sosial yang telah membuat marah warga Wamena, kata Kepala Inspektur Jenderal Polisi Papua Rudolf A. Rodja ketika berbicara sehubungan dengan kerusuhan tersebut.

Kami sedang mencari orang-orang yang membuat dan menyebarkan berita palsu, katanya.

Kerusuhan yang meletus di Wamena mengakibatkan kematian warga sipil serta kerusakan beberapa properti, termasuk rumah-rumah penduduk dan kantor kabupaten Jayawijaya, serta pembakaran beberapa sepeda motor.

Kerusuhan Wamena dihasut oleh tipuan yang berkaitan dengan cercaan rasis guru terhadap siswa asli Papua, menurut beberapa laporan media lokal.

Polisi Indonesia menuduh Benny Wenda, anggota kelompok separatis gerakan Papua Barat karena terlibat dalam penyebaran berita palsu untuk menghasut orang asli Papua.

0 komentar :

Posting Komentar